Anak-anak XI MIA E 2014/2015 yang lucu-lucu :D |
Hari Les
Ade
Vian Laely (01/XI MIA E)
Santya
Nuhaida Lakshita (34/XI MIA E)
Setelah
bel pulang sekolah berbunyi, seluruh
siswa berangsur-angsur
meninggalkan ruangan kelas. Namun, ada
beberapa siswa yang tetap berada di kelas dengan kesibukannya masing-masing. Saat itu, Ade sedang
mengerjakan tugas di ruang kelas.
Tiba-tiba, Santya
mendatanginya. Santya
bermaksud mengajak Ade
untuk bernegosiasi mengenai bimbingan belajar.
1.
Santya : “Hai, De! Kamu sudah
ikut les?”
2.
Ade : “Belum sih,
kenapa?”
3.
Santya : “Les sama aku, yuk!”
4.
Ade :
“Boleh, mau hari apa?”
5.
Santya :
“Menurut informasi hanya tersedia hari Selasa, Jumat, dan Minggu. Gimana
kalo hari Jum’at dan Minggu?”
6.
Ade : “Duh, jangan Minggu,
hari Selasa dan Jumat saja!”
7.
Santya : “Kalau hari Selasa aku ada
eskul, De, mending
hari Minggu saja kan santai.”
8.
Ade :
“Justru hari Minggu itu untuk santai di rumah, bukannya berangkat les.”
9.
Santya :
“Santai-santai kan bisa sepulang les, De. Lagian paling lama kan 2 jam.
Setelahitu kamu kan bisa main.”
10.
Ade : “Tetap
saja hari Minggu harusnya free.”
11.
Santya :
“Ayolah, De. Cuma sebentar biar aku ada temen.”
12.
Ade : “Oke, aku mau, Minggu sore
ya?”
13.
Santya : “Minggu
pagi saja kan masih segar
udaranya.”
14.
Ade : “Baiklah, tapi kamu harus
jemput aku besok, hehe.”
15.
Santya : “Siap, tapi kamu
harus on time.”
16.
Ade : “Sip, aku
usahakan.”
17.
Santya : “Oke, aku pulang duluan ya.”
Akhirnya,
Santya dan Ade bersepakat untuk
les hari Jumat dan Minggu pagi.
BEREBUT LAPTOP
Ahmad Ki Izhi
Setiawan (02) / XI MIA E
Jemmima
Rachmadita (23) / XI MIA E
Pada suatu siang yang terik, Jemmima sedang asyik menonton film di ruang keluarga.
Tiba tiba,adiknyamemasuki
rumah terburu-buru
sepulang sekolah.
1. Izhi :
“Kak,
Akumau
mengerjakan tugas. Pinjam laptopnya,dong!”
(Izhi berbicara
dengan nafas terengah-engah)
2. Jemmima :
“Aku
sedang asyik nonton. Nanti malam saja,ya.”
(Jemmima berbicara sambil terus menonton film)
3. Izhi :
“Tugasku
banyak,Kak. Ada
tugas Bahasa
Indonesia,
Biologi,
Matematika,dan
Pramuka.”
(Izhi menghitung dengan jari-jarinya)
4. Jemmima :
“Benarkah?
Kamu hanya ingin bermain games, bukan?”
- Izhi : “Beneran,Kak. Percayalah. Deadlinenya besok. Aku tidak punya
banyak
waktu. Nanti sore Aku
ada basket di GOR.”
(Izhi mengacungkan kedua jarinya)
6. Jemmima :
“Yah...Padahal Aku baru mulai nonton,lagipula Aku juga ada tugas
mencari
artikel Bahasa
Jawa,Zhi!”
(Bersungut-sungut kesal)
- Izhi : “Begini saja, sekarang Aku pinjam laptopnya untuk mengerjakan
tugasku sekaligus mencari tugas artikel Kakak.”
- Jemmima : “Nanti kamu asal-asalan mengerjakan tugasku,Zhi. Enggak mau ah.”
(Menggeleng-gelengkan kepalanya)
- Izhi : “Enggak,tugas Kakak akan Aku kerjakan dengan baik.”
- Jemmima : “Bagaimana dengan nonton filmnya?”
- Izhi : “Nanti sore Akuada ekskul basket, jadi Kakak bisa menonton film.
Malamnya Aku melanjutkan mengerjakan
tugas lagi. Gimanasetujuenggak,
nih?
- Jemmima : Benar juga Kamu. Oke,setuju.”
(Mengacungkan jempol )
Akhirnya, Jemmima menyerahkan laptop kepada Izhi
lalu meninggalkannya.
Menemukan Uang
Aida
Saraswati (XI MIA E / 03)
Safira
Yasmin Aziz (XI MIA E / 33)
Fira sedang menunggu KR pada hari itu. Tiba-tiba Aida datang.
1. Aida : ‘’Fira, ada uang nih!’’
2. Fira : ‘’Wah, berapa tuh?’’
3. Aida : ‘’5.500, keren ada gambar orang
utannya.’’
4. Fira : ‘’Ih, iya lucu. Mau diapain?’’
5. Aida : ’’Ya, harus kita manfaatkan.’’
6. Fira : ‘’Hari ini aku capekbanget, aku habis ngejar-ngejar
tanda tangan kakak dewan.
Haus
nih .‘’
7. Aida : ‘’Nah,
pas tuh. Gimana kalo kamu aku beliin
minum, terus sisanya buat aku
makan.’’
8. Fira : ‘’Aku juga mau makan.’’
9. Aida :’’Lah tadi kan kamu udah makan ?’’
10. Fira : ‘’Ya enggak
bisa gitu dong, kita kan teman.’’
11. Aida : ‘’Yaudah,
gimana kalo aku 3500 kamu 2000 ?’’
12. Fira :’’Yah, itu namanya enggak adil.’’
13. Aida :’’Enggak
adil gimana ? Aku kan yang liat uangnya
duluan. ‘’
14. Fira : ‘’Naikin
500 lah.’’
15. Aida :’’ Ya enggak
bisa gitu dong, makan kan
harganya 3500.’’
16. Fira : ‘’ Yaudah deh, aku setuju.’’
Tiba-tiba Aida melihat cahaya dan Aida pun tersadar
17. Aida : ‘’ Astaghfirullah, Fir. Ini kan bukan uang
kita. Sebaiknya kita infakkan ke
Jundullah.’’
18. Fira :’’ Oh iya betul, aku khilaf. Ayo kita ke
Jundullah!’’
JUAL BELI BURUNG
Akbar Nur Aziz (XI
MIA E/04)
Rifqi Aulia Rahman (XI
MIA E/04)
Di kios burung kita bisa membeli
beberapa keperluan burung seperi sangkar,pakan dan obat burung. Di salah satu
kios burung yang terkenal menjual salah satu jenis kenari import,yaitu kenari
merah. Walaupun dijual mahal tetapi tetap laris oleh pembeli. Siang hari ada
seorang penggemar burung kenariamir ke toko tersebut.
1. Akbar : ”Assalamualaikum.”
2. Rifqi :”Waalaikum salam,ada perlu apa mas?”
3. Akbar :”Jika boleh,saya ingin tahu koleksi
burung-burung anda?”
4. Rifqi :”Ya boleh,disini ada beberapa brung kicau
seperti: Murai Batu,
Kacer,
Cucak Ijo, Ciblek dan juga Kenari.”
(sambil menunjukan beberapa foto burung)
5. Akbar :”Kebetulan saya penggemar Kenari. Jenis Kenari
apa saja yang anda
jual?”
6. Rifqi :”Disini
ada jenis YS, F1, F2, AF, Lokal dan ada juga yang import.”
7. Akbar :”Wah,lengkap
juga. Apa disini ada kenari import yang berwarna
merah
polos?”
8. Rifqi :”Ada,kebetulan stok belum habis,tetapi
sudah tidak import lagi
karena
sudah saya tangkar dan saya jamin keasliaannya. Mari jika
anda
ingin melihat.”
(menuju ke ruang ternak tersebut )
Setelah
melihat-lihat beberapa burung kenari tersebut. Akhirnya ia menemukan kenari
yang dirasa bagus.
9. Akbar :”Saya minat yang ini Mas ( menunjuk salah satu burung ),yang ini
harganya
berapa?”
10. Rifqi :”Pilihan anda bagus, yang itu saya jual
dengan harga Rp 1,800,000.”
11. Akbar : ”Wah, mahal sekali bagaimana jika saya beli
Rp 1,500,000. ?”
12. Rifqi :”Belum boleh Mas,itu sudah harga standar untuk
burung yang sudah
berkicau.
Jika burung yang belum berkicau boleh anda beli Rp
1,500,000.
Bagaimana Mas?”
13. Akbar :”Sayang sekali,saya minat yang ini. Bagaimana
jika saya beli Rp
1,550,000.
?lagi pula harga kenari sekarang sedang turun.”
14. Rifqi :”Penyebab harga kenari turun adalah sudah
banyak yang sudah
menangkarkan
kenari, tetapi belum banyak yang menangkarkan
kenari
merah ini. bagaimana Mas ?”
15. Akbar :”ya sudah, bagaimana jika Rp 1,600,000. ? itu
sudah penawaran
terakhir
saya. Jika tidak boleh, saya akan pindah ke kios lain.”
16. Rifqi :”Ya sudah mas, setuju. Sekalian pakannya
tidak?”
17. Akbar
:”Tidak mas, masih ada di rumah.” (sambil memberikan uang)
18. Rifqi :”Ya, terimakasih mas.”
19. Akbar :”Sama – sama.”
UANG SAKU
Alfania
Zulfa (XI MIA E / 05)
Havida Dien Ardhia (XI MIA E / 18)
Suatu
pagi yang cerah, seorang ibu muda sedang membaca majalah. Dari arah barat daya
terlihat sesosok mahluk menggemaskan yang berlari riang.
1.
Fani : “Hai, Bu. Selamat pagi!”
2.
Dina
: “Selamat pagi.”
3.
Fani : “Ibu, bolehkah Saya meminta uang
saku?”
4. Dina :
“Tentu saja boleh. Ini.”
(menyerahkan uang Rp
5000)
5.
Fani
: “Tidak mau.”
(menggelengkan kepala)
6.
Dina
: “Lho, kenapa?”
7.
Fani
: “Karena, bensin saya habis, saya
belum memfotokopi soal Bahasa
Indonesia, pulpen saya tintanya
habis, penghapus saya hilang, tempat
pensil saya rusak, belum lagi
saya belum membayar hutang pulsa
kepada Ade.”
8.
Dina
: “Jadi, Berapa rupiah yang kamu
inginkan?”
9.
Fani
: “Lima puluh ribu rupiah.”
10.
Dina
: “Apa?! Bukankah itu terlalu
banyak?”
11.
Fani
: “Tentu saja tidak, Bu. Bensin
saja lebih mahal dari uang yang Ibu berikan.”
12.
Dina
: “Iya, Ibu tahu. Tapi, menurut Ibu
uang itu terlalu banyak untuk kamu.”
13.
Fani
: “Ah, Ibu tidak tahu.”
14.
Dina
: “Ibu tahu, Ibu tahu. Baiklah, Ibu
beri kamu Rp 20.000.”
15.
Fani
: “Dua puluh ribu tidak akan cuku,
Ibu!”
16.
Dina
: “Baiklah, begini saja. Ibu beri
kamu tiga puluh ribu. Gunakan uang ini untuk
hal-hal yang penting terlebih
dahulu, sisanya bisa ditabung untuk keperluan
yang lain!”
17.
Fani
: “Walaupun menabung bisa memakan
waktu yang lama, benar juga kata
Ibu.”
18.
Dina
: “Bagaimana?”
19.
Fani
: “Tiga puluh lima ribu ya, Bu?”
20.
Dina
: “Tiga puluh ribu saja sudah
termasuk banyak lho!”
21.
Fani
: “Tiga puluh dua ribu lima ratus
deh?”
22.
Dina
: “Tidak bisa. Tiga puluh ribu
sudah maksimal.”
23.
Fani
: “Yasudah kalau begitu. Aku mau
deh, Bu.”
24.
Dina
: “Oke, ini.” (menyerahkan uang)
25.
Fani
: “Terimakasih, Bu. Fani berangkat
dulu. Assalamu’alaikum.”
(mencium tangan Ibu)
26.
Dina
: “Wa’alaikumsalam.”
Ransel Baru
Karya Amri
dan Insan
1.
Amri Ilham Aziz sebagai
penjual
2.
Insan Muhammad F sebagai
pembeli
Dialog ini berlangsung di toko
Peralatan Outdoor di daerah Purwokerto.
Insan yang merupakan seorang pecinta alam sedang mencari ransel baru karena
ransel yang lama sudah rusak. Toko itu sendiri sudah terkenal dengan kualitas
barang-barangnya yang bagus dan tentunya dengan harga bersaing.
1.
Amri
: “Monggoh, Mas. Mau beli apa?”
2.
Insan : “Mau beli ransel, Mas.”
3.
Amri : “Oh, itu, di sana. Mau yang berapa
liter?”
(Amri menunjukkan tempat ransel yang dicari Insan)
4. Insan :
“Yang 60 liter.”
5. Amri :
“Kalau yang 60 liter, tinggal yang warna hijau ini, Mas, merknya Eiger.”
6. Insan :
“Coba saya lihat dulu.”
(Amri memberikan ransel, lalu Insan mengamatinya dengan
teliti)
7. Insan :
“Berapa ini, Mas, harganya?”
8. Amri :
“Cuma Rp 750.000.”
9. Insan :
“Wah, mahal sekali, Rp 600.000 saja ya?”
10. Amri :
“Belum boleh, Mas. Lagipula, itu tasnya bagus, sudah ada raincovernya.
Dipakai juga enak.”
11. Insan :
“Emm, Rp 650.000. Boleh ya?”
12. Amri :
“Belum boleh, naikkan lagi.”
13. Insan :
“Rp 675.000?”
14. Amri :
“Tetap belum, Mas, maaf.”
15. Insan :
“Yasudah, penawaran terakhir, Rp 700.000 saya beli.”
16. Amri :
“Aduh, bagaimana ya, Mas, sebenarnya belum boleh, tapi yasudahlah tidak
apa-apa. Mau beli apa
lagi?”
17. Insan :
“Tidak, ini saja. Ini uangnya.
(Amri membungkus
ranselnya. Insan membayar dengan uang pas)
18. Amri :
“Ini, Mas, ranselnya, terima kasih.”
19. Insan :
“Ya, terima kasih.”
LAPORAN
Annisa
Salsabila Mahanani (XI MIA E/07)
Indah Ajeng
Pramesti (XI MIA E/20)
Saat itu siswa-siswa diberi tugas
oleh Pak X secara online untuk membuat laporan hasil wawancara. Masing-masing
kelompok beranggotakan 2 orang. Setelah melihat tugasnya secara langsung
ternyata tugas tersebut berisi poin-poin yang cukup banyak sehingga harus
membagi tugas satu sama lain.
1.
Ajeng : “Sal!”
2.
Salsa : “Ya,
ada apa?”
3.
Ajeng : “Laporannya
gimana?”
4.
Salsa : “Oh
iya, aku lupa. Kita bagi tugas aja gimana?”
5.
Ajeng : “Oke.”
6.
Salsa : ”Aku
mengerjakan dari judul sampai tabel pengamatan ya?”
7.
Ajeng : “Terus
aku mengerjakan dari pembahasan sampai akhir? Itukan susah.
Lah punyamu tinggal copas juga jadi.”
8.
Salsa : “Ya
nanti aku ngeprint sama njilid juga. Gimana?”
9.
Ajeng : “Terus
nanti aku mbayaryang buat njilid juga nggak?”
10.
Salsa : “Masa
nggak mbayar sama sekali? Ya bayar
dikit lah.”
11.
Ajeng : “Ya
terus mau gimana?”
12.
Salsa : “Ya
kamu bayar setengahnya gimana?”
13.
Ajeng : “Setengahnya?
Kemahalan,aku kan sudah mengerjakan yang susah.”
14.
Salsa : “Ya
sudah sepertiganya aja deh.”
15.
Ajeng : “Ya
sudah deh sepertiganya.”
16.
Salsa : “Oke.”
TEMA
Aulia
Nur Rokhmah (XI MIA E 08)
Fenny
Afifah (XI MIA E 16)
Pada
suatu hari saat Fenny sudah berangkat ke sekolah lagi setelah beberapa hari
izin, Aul menegur Fenny untuk memberitahu tentang tugas Bahasa Indonesia yang
telah diberikan oleh Bu Fahmi beberapa hari yang lalu.
1.
Aul : “Hai, Fen?”
2. Fenny : “Iya ada apa, Ul?”
3. Aul : “Ini Fen, kemarin ada tugas
Bahasa Indonesia. Kita disuruh
buatteks negosiasi dan kita sekelompok.
Menurutmu tema
teks negosiasi kita mau apa?”
4. Fenny :
“Emmm...apa ya? Gimana kalo temanya
tentang jual beli?”
5.
Aul : “Boleh juga tuh, Fen.
Eh
tapi, Fen.Kayaknya udah banyak yang
pakai tema itu deh,
nanti
jadi sama kayak kelompok lain,dong.”
6.
Fenny : “Iya juga ya?
Terus mau apanih temanya yang
kira-kira ngga
sama
kayak kelompok lain?”
7.
Aul : “Gimana kalo tema teks negosiasinya tentang jadwal les
grupnya
kita aja?”
8.
Fenny : “Oh iya, boleh boleh ide
bagus, Ul. Kalokayakgitu jadikan
nantingga tabrakan tuh sama jadwal organisasi-organisasi
yang
kitaikuti.”
9. Aul :
“Iya itu aja, Fen.Kayaknya belum ada
tema yang sama deh
dengan
kelompok lain.”
10. Fenny :
“Oke, terus mau ngerjain kapan, Ul?”
11. Aul :
“Besok sepulang sekolah aja, yuk!”
12. Fenny :
“Jangan besok,deh.Besok kan kita
pulang agak sore,tuh.
Gimana kalo
Jumat saja? Jumat kan kita pulang agak gasik,
Ul.”
13. Aul :
“Yaudah, Jumat ya, Fen.”
14. Fenny :
“Iya iya, Ul.
Aku pulang dulu ya, Ul. Makasih.”
15. Aul :
“Iya sama-sama, Fen. Hati-hati di jalan.”
1. TRANSFER PEMAIN
2.
Dharmawan C Q (XI
MIA E/11)
3.
Fahmi Nur S (XI
MIA E/13)
4.
5. Suatu hari ada seorang bapak-bapak
datang ke rumah Dharma. Dharma mempersilahkan masuk Bapak bapak yang memakai
jas itu.
6.
1. Manajer :"Selamat Pagi, Pak."
1. Manajer :"Selamat Pagi, Pak."
7. 2. Dharma :"Selamat pagi juga, Pak."
8. 3. Manajer : "Perkenalkan saya Fahmi, Saya
manajer dari klub Kebumen United."
9. 4. Dharma : "Oh ya, ada keperluan apa ya,Pak?"
10. 5. Manajer : "Begini, klub saya kebetulan lagi membutuhkan
pemain bek yang memiliki defense yang kuat.
Jadi, saya bermaksud
untuk mengajak Anda
untukbergabung ke klub saya. Saya berani bayar tinggi untuk Anda,agar Anda mau masukklub kami."
11. 6. Dharma : "Oh begitu, memang saya akan digaji berapa perbulan dan pertahun?"
12. 7. Manajer : "Saya berani menggaji Anda sebesar Rp10.000.000 perbulan dan
13. Rp200.000.000 pertahun."
14. 8. Dharma : "Kalau sebanyak itu, masih kurang,karena tidak sebanding
dengan kebutuhan
sehari hari seperti sepatu bola, pelindung,dan lain-lain."
15. 9. Manajer : "Oh tenang saja, semua fasilitas
untuk bermain bola sudah kami tanggung.Jadi, gaji tersebut bersih."
16. 10. Dharma : "Oh begitu, tapi tidak, terimakasih,Pak. Jika harga segitu, sayatolak, karenamasih ada klub lain yang berminat
mentransfer saya ke klubnya
17. dengan hargalebihtinggi."
18. 11. Manajer : "Baiklah, saya naikkan menjadi Rp12.000.000 perbulan dan Rp 220.000.000per
tahun. Bagaimana?"
19. 12. Dharma : "Tetap tidak bisa! Itutidak sebanding dengan skill yang saya miliki. Jika harganya naik hingga Rp18.000.000perbulan dan Rp250.000.000 per tahun, dengan senanghati saya menerimanya. Dan saya juga
akan bermain dengan sungguh-sungguh "
20. 13. Manajer : "Baiklah saya naikkan hingga Rp20.000.000 perbulan dan Rp250.000.000 per tahundengan syarat kami tidak
mengfasilitasi perlengkapan bermainAnda.Bagaimana?"
21.
22. 14. Dharma : "Oke saya setuju."
23. (Berjabat tangan)
24. 15. Manajer : "Baiklah, besok datang ke stadium untuk Medical Check-up.Setelah itu Anda sudah diperbolehkan untuk berlatih dengan klub kami."
25. 16. Dharma : "Baiklah,Pak, terimakasih."
26. 17. Manajer : "Ya sama-sama."
Nama : Dyah Auliya
Agustina (12)
Fauzulin Kumala Zelda (15)
“KERJA
KELOMPOK”
Bel
pulang sekolah berbunyi, kelas masih riuh membahas tugas kelompok Prakarya yang
membutuhkan biaya.
1. Ulin :
“Liya...”
2. Liya :
“Apa lin?”
3. Ulin :
“Jadinya gimananih? Butuh uang berapa?”
4. Liya :
“Gimana ya... Paling cuma Rp. 25.000
buat beli gula, tepung sagu, tepung
kanji
sama lain-lain.”
5.
Ulin : “Oke
deh, nanti aku sms yang lainnya.”
6.
Liya : “Oke nanti aku yang beli.”
7.
Ulin : “Eh... Tapi Rp. 25.000 apa gak kebanyakan sih?”
8.
Liya : “Aku belum tahu pastinya sih...”
9.
Ulin : “Apa Rp. 15.000 aja? Aku udah ada tepung
sagu tuh.”
10. Liya :
“Gimana ya? Kalo kurang gimana? Rp.
20.000 aja gimana?”
11. Ulin :
“Yaudah deh buat jaga-jaga. Berarti
setiap anak iuran Rp. 5000 ya?”
12. Liya :
“Iya, nanti kamu yang bilang ya!”
13. Ulin :
“Oke...”
14. Liya :
“Aku pulang dulu ya.”
15. Ulin :
“Iya, ati-ati ya...”
NEGOISASI
ANTARA GURU DENGAN WALI SISWA
Faizal
Adi Nugroho (14/XI MIA E)
Mahatir
Muhammad (27/XI MIA E)
Di suatu sekolah ada yang namanya bangku kosong dan
bangku ini harus dibeli oleh siswa yang membutuhkan.
1.
Wali Siswa : “ Assalamu’alaikum wr wb, permisi maaf
menganggu.”
2.
Guru : “ Oh,
ya silahkan masuk. Ada perlu apa ya Pak?”
3.
Wali Siswa : ”
Ini Pak, maksud kedatangan saya kemari saya ingin membeli bangku
kosong Pak.Apa masih ada
yang tersisa ?”
4.
Guru : “
Oh, ada, Pak, tapi tingaal beberapa saja mungkin ada 2.Kalau ingin melihat
akan saya tunjukkan
tempatnya.Mari Pak!”
5.
Wali Siswa : “ Oh,
terima kasih Pak, mari ! ”
Sambil
menunjukan tempatnya, Guru dan Wali Siswa bercakap – cakap mengenai harganya.
6.
Wali Siswa : “
Kalau yang ini harganya berapa, Pak ?”
7.
Guru : “ Oh, kalau yang itu harganya Rp. 200.000”
8.
Wali Siswa : “
Apakah harganya tidak bisa lebih murah lagi ?
Kalau Rp. 150.000, bagaimana?”
9.
Guru : “ Maaf, Pak, tidak bisa.”
10.
Wali Siswa : “
Apakah tidak bisa dinegosiasikan dulu ?”
11.
Guru : “
Maaf Pak,kami tidak tidak melayani negosiasi karena harga sudah sesuai.”
12.
Wali Siswa : “
Tapi saya tidak mampu utuk membayarnya.”
13.
Guru : “
Baiklah kalau begitu, Rp. 175.000 bagaimana?.”
14. Wali
Siswa : “ Ya sudah, saya ambil Rp.
175.000. Ini uangnya.”
(sambil
memberikan uang)
15.
Guru : “
Sama – sama”
Negosiasi dalam membeli kain borongan
1.
Habib
Pijar Bawana Naryananda sebagai Pijar ( pembeli kain )
2.
Ihza
Maulana Emha sebagai Ihza ( penjual kain )
Pak Pijar diberi tugas oleh kantornya
untuk membuat seragam identitas kantor. Dia teringat temannya, Pak Ihza yang
bekerja sebagai penjual kain. Untuk menghemat pengeluaran kantor, Pak Pijar
memutuskan untuk membeli kain di tempat Pak Ihza. Mereka pun berjanjian untuk
bertemu.
27.
Pijar
: “Selamat Pagi, Pak!”
(Mengetuk pintu rumah )
28.
Ihza : “Selamat Pagi! Eh Mas Pijar! Mari silahkan
duduk.”
(Mereka
bersalaman)
29.
Pijar
: “Iya, terima kasih, Pak.”
30.
Ihza : “Bagaimana kabarnya, Mas? Kok kemarin tidak jadi kesini?”
31.
Pijar : “Iya Pak. Maaf, kemarin saya tiba-tiba
ditelpon oleh istri saya, saya disuruh
mengantarkan saudara saya yang mau pergi ke Lampung.”
mengantarkan saudara saya yang mau pergi ke Lampung.”
32.
Ihza : “Oh iya, tidak apa-apa. Kebetulan juga,
kemarin saya tidak bisa juga, saya ada acara keluarga di luar kota.”
33.
Pijar
: “Oh
iya, Pak. Jadi begini, Pak. Kain yang kemarin kita bicarakan ada atau tidak,
Pak?”
34.
Ihza : “Oh yang kain halus itu? Ya ada sebentar.”
(Mengambilkan
kain)
35.
Pijar
: “Ini yang berasal dari mana, Pak?”
(Memegang kain)
36.
Ihza : “Iya,
yang ini berasal dari Batak. Kalau yang ini berasal dari Bali. Mau pilih yang
mana,
Mas?”
37.
Pijar : “Saya pilih yang dari Batak saja, Pak. Yang lebih halus.”
38.
Ihza : “Iya
betul, kain yang dari Batak lebih halus. Tidak hanya itu, tetapi lebih sejuk
juga.”
39.
Pijar : “Ya
benar, saya rencananya akan membuat seragam dengan tema tropis, Pak. Kira-kira,
harganya berapa, Pak ?”
40.
Ihza : “Sebentar, Mas. 11.500 per meternya, Pak.”
(muka serius, sambil melihat
daftar harga)
41.
Pijar : “Wah, mahal banget itu, Pak.”
42.
Ihza : “Ya
itu dampak dari kenaikan BBM kemarin. Itu dari sananya, Pak. Biaya transport
naik,
jadi harga kain juga ikut naik, Pak.”
43.
Pijar : “Padahal saya mau beli 200 meter, Pak. Apa
tidak bisa kurang, Pak?”
(muka
memelas)
44.
Ihza : “Wah cukup banyak ya pesannya. Ya sudah
begini saja, harganya saya kurangi 500 per
meternya, dan Mas mendapat voucher
gratis di rumah makan milik saya. Bagaimana, Pak?”
45.
Pijar : “Wah, masih berat itu, Pak. Bagaimana kalo
satu meternya itu 9000, Pak?”
46.
Ihza : “Aduh,
masih belum bisa, Mas. Buat modal saja belum dapat.”
47.
Pijar : “Ya sudah, bagaimana kalau saya tidak
dapat voucher makan tapi dikurangi 1000 per meternya. Bagaimana, Pak?”
48.
Ihza : “Sebentar, Mas. Baiklah, saya kurangi 1000
per meternya. Tidak apa-apa lah sama teman, biar jadi langganan juga.”
(menghitung
total uang)
49.
Pijar : “Deal
ya, Pak?”
(tersenyum
dan gembira)
50.
Ihza : “Iya deal, Mas.”
(Mereka
bersalaman)
51.
Pijar : “Ini uang nya, Pak. Saya kasih uang muka dulu
ya, Pak. Kekurangan saya bayar saat
barang sudah sampai di tangan saya.”
(menyerahkan
uang muka)
52.
Ihza : “Iya, Mas. Baiklah saya terima uang mukanya.
Ini kwitansinya, Mas.”
(sambil
menulis kwitansi lalu menyerahkannya)
53.
Pijar : “Ya sudah, saya pamit dulu, Pak. Terima
kasih atas kerja samanya, semoga kita bisa menjalin kerja sama dengan baik.”
(Mereka
bersalaman)
54.
Ihza : “Ya sama-sama, Mas. Besok barangnya saya
antar saja.”
55.
Pijar : “Iya, Pak. Selamat Pagi!”
56.
Ihza : “Selamat Pagi.”
JAM TAMBAHAN
Indah Nugraheni
(XI MIA E/21)
Lulu Isna
Pramesti (XI MIA E/26)
Setelah bel berbunyi, Lulu bergegas
menuju tempat bimbingan belajar. Lalu, disela-sela belajarnya, Lulu meminta jam
tambahan kepada gurunya. Kemudian, terjadi negosiasi antara Lulu dan gurunya.
1.
Lulu : “
Bu, hari Sabtu aku ada ulangan. Gimana
kalau aku minta jam tambahan?”
2.
Bu
Indah : “Lho, ya tidak bisa, kamu
jadwalnya sudah hari Senin.”
3.
Lulu : “
Aku belum menguasai semuanya, Bu. Makanya
aku minta jam tambahan.”
4.
Bu
Indah : “ Ya sudah tidak apa-apa, Lu.”
5.
Lulu : “
Bisa, Bu? Hari apa, Bu?”
6.
Bu Indah : “
Kalau hari Rabu, bisa tidak? Saya tidak ada acara. Nanti jamnya saya tambah 30 menit. Bagaimana?”
7.
Lulu : “
Tapi hari Rabu aku pulang sore, Bu. Nanti aku nggak dapat angkot, terus
pulangnya gimana? Nanti nggak bisa
pulang. Kalau hari Jumat bisa nggak,
Bu?”
8.
Bu Indah : “ Hari
Jumat saya sudah ada kelas. Tidak bisa, Lu.”
9.
Lulu : “
Tidak bisa ya, Bu. Kalau hari Kamis bisa tidak, Bu?”
10.
Bu Indah : “ Hari Kamis tidak bisa. Ibu ada rapat
di sekolah sampai sore.”
11. Lulu :
“ Terus bagaimana? Aku sangat butuh jam tambahan, Bu.”
12. Bu Indah : “ Bagaimana ya? Kalau hari Jumat saja bagaimana?”
13. Lulu :
“ Lho, katanya hari Jumat sudah ada kelas, Bu.”
14. Bu Indah : “ Kan, jamnya bisa dimajukan, Lu. Nanti kamu masuk sebelum kelas saya dimulai.”
15. Lulu :
“ Pukul berapa, Bu?”
16. Bu Indah : “ Kira-kira pukul 11.30. Nanti kamu selesai pukul 13.45. Karena
kelas saya dimulai
pukul 14.00.”
17. Lulu :
“ Oke, Bu. Hari Jumat pukul 11.30, kan?”
18. Bu Indah : “ Iya, Lu. Jangan terlambat, ya.”
19. Lulu :
“ Siap, Bu.”
Lalu les pun dilanjutkan dan mereka sepakat
tambahan jam dilakukan pada hari Jumat.
DILEMA RAPAT
Karya Kidung Tyas S. & Nafisatul
M.
Di suatu
kelas, ada seorang siswa yang sedang membaca buku. Tiba-tiba temannya datang.
Nafis : “Dung, nanti LPJ Pengukuhan
dimana? Jam berapa?”
Kidung : “Tadi malem aku dapet SMS, emm..di XI
MIA G jam 14.15. Tapi aku nggak tau
bisa ikut apa nggak.”
Nafis :
“Loh kok nggak ikut? Kamu kan seksi acaranya.
Kidung :
“Iya sih..tapi nanti aku juga mau rapat pengukuhan di organisasi lain.”
Nafis :
“Di jam yang sama?”
Kidung :
“Iya, Fis..”
Nafis :
“Mmmh.. gimana kalau kamu ikut rapat LPJnya dulu. Kamu seksi acaranya loh.
Masa
nggak berangkat, sih. Kamu bukan jadi seksi acarakan di organisasi
lainmu?”
Kidung :
Hih..aku seksi acara tau..”
Nafis :”Loh..tapi
ini rapat terakhir buat mbahas pengukuhan, habis itu udah selesai
Kok.
Nanti kamu tinggal fokus ke pengukuhan di organisasi lainmu. Lagian
masih
ada seksi acara yang lain, kan?”
Kidung :
“Tapi gimana, ya? Masa aku niggalin rapat pengukuhannya. Masalahnya itu..
Acaranya
belum ada apa-apanya.”
Nafis :
“Tapi nanti rapatnya sama pembina. Aku sebagai humas udah susah-susah
ngehubungi
pembina, masa kamu sebagai seksi acara nggak mau berangkat.”
Kidung :
“Tapi..emm, ya udah nanti aku izin ke kelaknya dulu. Kuusahakan ikut rapat
LPJ.”
Nafis :
“Oke, sip-sip.”
Akhirnya Kidung menyetujui permintaan Nafis.
TRANSAKSI
JUAL BELI HANDPHONE
Maulidatur Rohmah W (XI
MIA E/28)
Nisrina Nur Ubay (XI
MIA E/31)
Setelah bernegosiasi di online shop,
pembeli (Maulida) dan penjual (Ubay) sepakat untuk bertemu di sekitar alun alun
agar mereka bisa bertransaksi secara langsung. Mereka belum saling mengenal
satu sama lain. Sang penjual (Ubay) menyuruh pembeli (Maulida) untuk menemuinya
di gazebo sebelah timur. Dan pada saatnya mereka bertemu sang pembeli (Maulida)
justru menawar kembali handphone yang hendak ia beli.
1.
Maulida
: “Hai, kamu Ubay bukan?”
( sambil memegang pundak Ubay
)
2.
Ubay
: “Oh iya benar. Kamu yang mau beli hp-ku kan?”
3.
Maulida
: “Iya. Mana barngnya? Aku ingin
lihat dulu.”
( sambil menadahkan tangan )
4.
Ubay
: “Masih mulus kok.
No minus pokoknya.”
( sambi menyerahkan hp )
5.
Maulida
: “Baiklah. delapan ratus ribu
ya?”
6. Ubay :
“Lho kok jadi turun harga. Kemarin
kan sudah
sepakat sembilan ratus ribu.”
( sambil mengernyitkan dahi )
7.
Maulida
: “Tapi tadi pagi aku sempat
mengecek harga
pasarannya
sudah turun.”
8.
Ubay
: “Ya naik sedikit lah. Ini
sudah ada kartu memorinya.
BBM ready pula.
Tambah dua puluh lima ribu lagi
gimana?”
9.
Maulida
: “Hih mahal banget. Aku cuma siap tambah dana tiga
puluh
ribu. Gimana?”
10. Ubay :
“Aduh belum bisa mba.”
11. Maulida : “Ya sudah. Aku tidak jadi beli. Nih hp-nya.”
(
sambil menyerahkan hp )
Calon pembeli pun pergi meninggalkan
penjual hp yang kelihatan sedang kebingungan memperhitungkan keuntungan jual
hp-nya. Tetapi setelah berpikir secara singkat, penjual mengejar pembeli dan
merundingkan kembali harga hp-nya dengan halus.
12. Ubay : “Mba mbaaa.. Jangan gitu dong! Lagian kamu
nawarnya minim banget harganya. Ya udah
lah tadi
kamu
mau tambah uang berapa?”
13. Maulida : “Tiga puluh ribu.”
14. Ubay : “Oke lah tidak apa apa. Daripada tidak
laku. Aku
sedang
butuh uang sekali.
15. Maulida : “Nah gitu dong. Kan jadi tidak kelamaan. Ini
uangnya.”
( sambil menyerahkan uang )
16. Ubay : “Ya terima kasih mba.”
17. Maulida : “Sama sama. Senang
bertemu dengan kamu.”
18. Ubay : “Ya salam kenal.”
( mereka bersalaman )
Begitu negosiasi selesai, penjual
(Ubay) pun pergi dan pembeli (Maulida)
akhirnya mendapatkan hp dengan harga yang sesuai. J
Acara Liburan Semester 1
Tri
Asih Kurniawati (35)
Ulfatun
Chasanah (36)
Suatu
hari, saat hari terakhir sebelum libur semester 1, Ulfa dan Tri asyik
membicarakan acara liburan mereka.
Mereka menyusun rencana liburan bersama.
Tetapi terjadi perbedaan pendapat diantara keduanya.
1.
Ulfa : “ Eh
liburan besok, rencana kamu mau ke mana?”
2.
Tri : “
Belum tahu nih. Belum ada rencana mau ke mana.”
3.
Ulfa : “
Gimana kalo kita liburan bareng, ke tempat-tempat yang seru.”
4.
Tri : “
Wahide bagus tuh, tapi kemana?”
5.
Ulfa : “
Kitamontainering aja. Ke Gunung Merapi.”
(Tersenyum senang karena mendapat ide)
6.
Tri : “
Hah, berdua? Yang jelas aja. Engga ah, males. Gimana Kalo kita refting
bareng temen-temen aja?”
7.
Ulfa : “ Ya
ngga berdua juga kali. Aku punya temen, kebetulan mau kesana.
Refting?Males
basah-basahan, mending juga montainering
berdiri di atas awan”
8.
Tri : “
hmm… yaudah kamu montainering, aku refting.
Gimana?
9.
Ulfa : “
Yaudah. Eh tapi aku ngga punya ransel, di tempat peminjaman juga udah abis,
Gimana dong?”
(merasa
bingung. Takut ngga jadi liburan)
10. Tri :
“ Aku baru dibeliin ransel sama
kakakku. Mau takpinjemin po?”
11. Ulfa : “ Wah kebetulan tuh, boleh-boleh”
12. Tri : “ Tapi, aku juga pinjem motormu ya, buat ke tempat reftingnya. Ngga dipake
kan motornya?”
13. Ulfa : “ Gimana ya, motornya bensinnya baru tak isi, trus kalo rusak kamu mau
nanggung?”
14. Tri :
“ Yaudah ngga usah pinjem ranselku.
Ranselku juga baru dibeliin sama kakakku”
15. Ulfa :
“ Eh…. Jangan gitu dong. Yaudah boleh
pinjem, tapi baliknya bensinnya harus
penuh+jangan lecet ya”
16. Tri : “ Oke, asalkan ranselku juga balik dengan
keadaan bersih dan ngga rusak”
17. Ulfa :
“ Sip, itu sih ngga masalah. Yaudah, pulang
yuk! Udah sore nih.”
(beranjak dari tempat duduknya)
18. Tri : “Oh iya yuk!”
(melihat jam tangannnya)
Akhirnya mereka
pulang ke rumah masing-masing setelah bernegosiasi tentang liburan mereka.
2 comments:
Referensi pilihany bnyk top dah👍👍
Rekomendasi banget👍 makasih
Post a Comment