Berikut adalah kumpulan anekdot siswa kelas SCI Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 yang disusun guna memenuhi tugas Bahasa Indonesia.
Mengenakah? Lucukah? Mohon tinggalkan komentar. Terima kasih. :)
Terima kasih kepada Krisna Wahyu Wardhana yang telah membantu mengumpulkan tugas teman-teman satu kelas. :)
Terima kasih kepada Krisna Wahyu Wardhana yang telah membantu mengumpulkan tugas teman-teman satu kelas. :)
Pelajaran Pokok atau Pramuka ?
Karya : Adi Oktafian (1)
Suatu pagi di kelas X
suatu sekolah.
Ibu Guru : "Selamat
pagi anak anak."
Murid : "Selamat
pagi bu guru."
Ibu Guru : "Hari
ini sudah siap untuk ulangan?"
Murid : "Belum
bu."
Ibu
Guru : "Lah kalian ini semalam belajar atau tidak? Kan sudah ibu ingatkan
kalau hari ini ulangan."
Murid : "Tidak
bu, semalam kami belajar materi pramuka untuk siang nanti."
Ibu Guru : "Kenapa
kalian lebih mementingkan pramuka?"
Murid
: "Karena kalau tidak begitu nanti kami akan dibentak oleh kakak dewan
bu, dan kata-kata mereka sangat menyakitkan hati."
Terlalu Bersemangat
Karya : Afrida Shania (2)
Di suatu pagi yang cerah, terdapat seorang guru di sebuah kelas yang sedang
menerangkan kepada murid-muridnya mengenai kurikulum 2013......
Guru :
“Ya, anak-anak akan bapak jelaskan mengenai kurikulum 2013 saat ini, jadi di kurikulum 2013 saat
ini, kita diharuskan untuk lebih aktif dalam pelajaran, contohnya kalian harus aktif bertanya.”
Murid
A :
“Oh, jadi begitu ya, pak”
Guru : “Iya. Selain itu, sopan santun kalian juga bapak nilai, dari
senyum kepada bapak ibu guru, memberi salam dan
lain-lain.”
Murid
A :
“Jadi, kalo kita bertemu bapak ibu guru kita harus senyum ya pak?”
Guru
: “Iya, kan sudah bapak jelaskan tadi.”
Murid A : “Pak,
apakah buku yang digunakan di kurikulum 2013 berbeda dengan KTSP?” (mulai tersenyum)
Guru
: “Ya tentu saja berbeda, kalian sudah disediakan buku di perpustakaan oleh pemerintah,
jadi kalian tidak usah membeli lagi.”
Murid
A :
“Pak, mengapa saya belum mendapatkan bukunya?” (sambil tersenyum)
Guru :
“Ya, karena kamu belum meminjamnya di perpustakaan”
Murid A : “Oh begitu
ya, pak. Apakah buku tulis disediakan dari pemerintah?” (sambil tersenyum)
Guru :
“Iya. Tentu saja tidak, kalian harus membeli buku tulis sendiri.”
Murid A : “Buku tulis
yang digunakan buku tulis yang besar atau yang kecil pak?” (sambil tersenyum)
Guru :
“Ya terserah kamu saja. Kamu lebih suka memakai yang besar atau yang kecil?”
Murid A : “Oh,
begitu. Pak apakah bulpoin yang digunakan boleh memakai bulpoin warna-warni.” (sambil tersenyum)
Guru :
“Ya terserah kamu saja.” (mulai kesal)
Murid A : “Pak,
apakah kerapian kita dalam memakai seragam juga dinilai?” (sambil tersenyum)
Guru :
“Ya tentu saja.” (kesal)
Murid
A :
“Apakah menolong guru mendapatkan nilai tambahan pak?” (sambil tersenyum)
Guru : “Mengapa daritadi kamu bertanya terus dan sambil tersenyum?” (kesal)
Murid A : “Kan
kata bapak kita harus aktif bertanya dan selalu tersenyum saat bertemu guru, jadi saya
mulai mempraktikan dari sekarang pak.” (sambil tersenyum)
Guru :
“Tidak begitu juga” (kesal)
Bukan Percepatan Tetapi Pengskipan
Karya : Ahamiah Nidaurrifa (3)
Pada
suatu siang di sebuah kelas yang dihuni oleh siswa ceria dan imut sedang
berlangsung pelajaran eksyezet. Seorang guru dengan penampilan layaknya guru
bersama buku pegangannya berdiri di depan ruang kelas untuk menjelaskan materi.
Di
sela-sela penjelasan materi, sang guru memberikan tugas kepada siswa untuk
dikerjakan di rumah. Para siswa dengan semangat 5 watt menyetujui perintah sang guru. Kemudian sang guru melanjutkan
materi. Berhubung kelas tersebut merupakan kelas percepatan, sang guru
memberikan penjelasan dengan cepat.
“Materi
ini dapat kalian baca sendiri di rumah,” kata sang kata sang guru.
“Baik,
Pak,” jawab siswa.
“Sekarang
kita lanjut BAB III,” kata sang guru.
“Hah? Cepat sekali,” jawab siswa sedikit
kaget.
Seketika
siswa satu kelas tertawa karena merasa begitu cepat sang guru dalam memberikan
penjelasan.
“Kalau
seperti ini namanya bukan kelas percepatan, tetapi kelas pengskipan,” kata seorang siswa.
Mendengar
perkataan itu, siswa satu kelas kembali tertawa.
WABAH TIKUS
Karya : Ahmad Anas Fikri (4)
Pada
suatu sore di ruang kelas X terjadi suatu perbincangan antara Somad, Radi, dan
Andoy, saat itu suasananya begitu sepi. sampai detak jam pun terdengar.
Beberapa menit kemudian, somad
tiba-tiba bicara, “hih, Indonesia sekarang terkena wabah tikus. . tikusnya gede-gede pula”, “Ah apa iya, aku tidak percaya” balas radi, “iyalah, masa sih, aku juga gak
pernah denger Indonesia terkena wabah tikus, kalo gitu negara kita butuh banyak
kucing dong” si Andoy menimpali, “ kalian gak percaya? Kalian luar binasa, itu
loh tikus yang makanannya duit” somad menjawab, “Aneh” Radi menyeletuk, “Kalian
pada gak peka ya. .itu lho tikus kantor, yang pake dasi, makanannya duit pula”
Somad menjelaskan.
Tiba-tiba suasana menjadi
mencekam, mereka saling melirik satu sama lain, dan tiba tiba Andoy tertawa
“Huahaha, owalah yang kamu maksud itu yah”, “apaan sih?” radi bertanya, “dasar
lola, koruptor bro, Koruptor!!, mudeng?” Somad menjawab. “dan Radi pun ikut
tertawa tapi, Radi kembali bingung.
Hanya Sebuah...
Karya : Alisa Mufidah (5)
Di sebuah ruang kelas di SMA N 107 Kebumen ,saat jam
istirahat ,semua siswa sibuk dengan urusannya masing-masing.
Tia, seksi kebersihan kelas yang sedang menyapu. Tiba-tiba ia
melihat dea membuang bungkus makanan sembarangan ke lantai kelas yang sedang
disapunya.
Tia : “woyy!!,
enak saja kamu buang sampah sembarangan!”
Dea : “So?! ,masalah buat kamu?, lagian
sekarang juga sampah ada dimana-mana, aku cuma
nambah satu kok!, sewot amat sih cuma sampah doang?!”
Tia : “kalau kamu cuma buang satu
tapi setiap hari kan lama kelamaan jadi banyak!”
Dea : “sok bijak banget sih kamu?!, kalo kamu mau
bersih ya sekalian aja jadi tukang pungut sampah atau tukang sapu jalan sana!!”
Kelas mulai ricuh,kericuhan itu
mengundang banyak penonton di luar kelas. Tiba-tiba datang pak guru memasuki
kelas.
Guru : “ada
apa ini ribut-ribut?siapa yang berantem?!hadap ke bapak sekarang di ruang guru!”
Tania
yang sedari tadi mengamati Tia dan Dea angkat bicara.
Tania : “cut
cut cut!!”
Dea : “yah
bapak,jangan dianggap serius dong pak,kita lagi latihan drama buat besok pagi..“
Guru : “?/#@!+&!?”
LUAPAN HATI KORBAN KURIKULUM
Karya : Anggun Pulihana Wilujeng (6)
Di dalam suatu ruangan kelas, timbulah suatu percapakan
antara dua orang siswa yang saling meluapkan isi hati mereka.
Amin : “Ya e lah min, udah jam 1
lewat 2 menit 1 detik masih aja ngerjain tugas.”
Sumin : “Iya nih masih banyak yang belum selesai padahal aku
udah begadang semaleman.”
Amin : “Memang keterlaluan ya
kurikulum 2013 kita. Katanya sih kurikulum 2013 itu menggunakan CBSA, Cara Belajar Siswa Aktif. Kenyataannya, kita pusing sendiri.”
Sumin : “Iya, harapannya biar murid
aktif, kreatif, inisiatif, dan berintelek, eh ujung-ujungnya malah jadi telek kebo.”
Amin : “Harapannya sih begitu, tapi realitanya.........”
Sumin : “Tugas disini, tugas disitu,
tugas disana, dimana-mana ada tugas. Itu tugas atau apa?”
Amin : “Jadi, masih adakah waktu
lagi untuk kita bisa beristirahat? Adakah waktu untuk kita bisa bersosialisasi?
Cukupkah dalam satu hari untuk mengerjakan tugas sekolah yang begitu banyak
padahal kita sudah lelah setelah pulang sekolah? Masih adakah waktu lagi bagi
kita menikmati indahnya masa remaja?”
Sumin : “Sakitnya tuh disini min, disini.” (menunjuk hati)
Amin : “Tapi, kita bisa apa? Kita
hanyalah seorang siswa, siswa yang merupakan korban kurikulum luar biasa ini.”
Sumin : “Jadi, CBSA bukan Cara
Belajar Siswa Aktif, tapi Catat Buku Sampai Abis.”
Amin : “Setuju! Kita harus berterima
kasih pada pak menteri akan ide memunculkan kurikulum yang amat berkesan ini.”
Menggambar
Karya : Ash Allukal Abdul Qodar (7)
Pada pagi hari
di sebuah SD sedang pelajaran SBK. Murid diperintah untuk menggambar. Seorang
anak bernama Koko, dia kebingunan akan menggambar apa, waktu terus berlalu,
Koko pun semakin bingung. Tapi dia punya akal. Diangkatnya pensil yang ujungnya tepat
menghadap ke buku gambar lalu
dijatuhkanlah pensil itu.
Lalu setelah
waktu menggambar habis, dia dengan percaya diri menunjukkan gambarnya dan
berkata,
“Saya
menggambar burung, burungnya terbang jauh, makannya cuma kelihatan titik
aja...”
Mendengar itu,
guru dan teman-teman Koko tertawa terbahak-bahak.
KURIKULUM 2013, ASIK-ASIK
Karya : Aulia Nailurrohmah (8)
Pada
suatu hari, seorang guru sedang mengajar muridnya di kelas. Guru tersebut
mensosialisasikan tentang kurikulum 2013. Tiba-tiba salah seorang murid
nyeletuk :
Siswa : Apanya yang asyik pak?
Guru : Ya kurikulumnya
Siswa : Kenapa?
Guru : Emang menurutmu ga asyik?
Siswa : Biasa aja pak
Guru : Kenapa biasa?
Siswa : Katanya asyik, tapi
fasilitasnya ga ada
Guru : Mana buktinya?
Siswa : Buku dari pemerintah apa
sudah ada pak?
Guru : (menjawab dengan santai)
Belum
Siswa : Kalo fasilitas pendukungnya
ga ada, belajarnya jadi ga maksimal dong pak
Akhirnya sang guru pun terdiam dan mengakhiri percakapan
tsb.
KUD
Karya :
Diva Hardisa Fauziyah (9)
Beberapa
waktu yang lalu di sebuah desa diwajibkan bagi setiap warga untuk menjual hasil
panennya ke koperasi desa tersebut. Seorang warga bertanya kepada kepala
koperasi “ Kenapa kami harus wajib menjual hasil panen kami ke koperasi ini
sedangkan harga yang ditawarkan sangat rendah” kepala koperasi menjawab “ Itu
agar semua staff di koperasi makmur”. Warga menjawab “Kenapa kau jawab seperti
itu,bukankah koperasi agar semua anggotanya sejahtera?” kepala koperasi menjawab
“Hahahaa,itu pandangan KUD di masyarakat luas,tapi bagi saya KUD itu berarti
Kuperasi Uang Dirimu”.
Membuat Undang-Undang Sendiri
Karya : Elfira Muthia Yunitasari (10)
Suatu hari, Budi dan
Tono sedang berkeliling kota dengan menggunakan mobil baru. Kali ini Tono yang
menyetir. Namun, ketika melewati lampu merah, mobil tersebut langsung menerobos
begitu saja.
Budi : “ Ton, tadi kan lampu merah, kenapa kamu nerobos aja?”
Tono : “Ah, engga papa, biasa aja keleus.”
Budi : “Lho,engga takut ditilang kamu ?”
Tono : “Enggalah, aku kan juga bisa bikin undang-undang sendiri.”
Budi : “ Bukannya yang biasanya bikin undang-undang itu DPR ya? Kok
kamu bisa ?”
Tono : “ Bisalah “
Tono lalu menghentikan
mobilnya di pinggir jalan.
Budi : “ Kok berhenti, Ton?”
Tono : “ Mau tahu caraku bikin undang-undang sendiri?”
Budi : (mengangguk)
Tono : “ Ini, nih!”
Tono lalu mengambil
dompetnya dan mengeluarkan selembar uang seratus ribuan.
Budi : ” Lho, kok uang, Ton?”
Tono : “Ada uang, tilangan pun hilang!"
SPEEDerman
Karya : Farida Hikmah Anggraheni (11)
Guru : “Nah, anak-anak. Kalian tahu tidak dari bahasa apakah kata kelajuan itu diambil?”
A : “Saya tau pak, kelajuan diambil dari bahasa inggris, yaitu speed.”
Guru : “Itu jawaban yang salah anak-anak. Jangan kalian contoh ya si A itu. Dia tidak berpengetahuan luas. Saya tidak ingin mengajar murid sok pintar di sini. Duduknya saja didepan tapi pikirannya di belakang. Kelajuan itu berasal dari kata “spiderman”. Spider dan man. Yaitu Seorang pelaju laki-laki yang sangat cepat. Betul anak-anak?”
Spontan gelegar tawa di kelas itu bersahutan. Suara dari pojok kanan belakang memecah.
B : “ Maaf pak, sepertinya ada yang harus ikut bimbel bahasa inggris”.
Disiplin Buang Sampah
Karya : Fitriana Rafi’ Dzakiyyah (12)
Dua orang Mahasiswi sedang berjalan
berdampingan di salah satu koridor sebuah universitas ternama. Salah satu
Mahasiswi tampak mencorat-coret sebuah kertas kosong di tangannya. Sebut saja
Kay dan Rara. Rara, Mahasiswi yang satunya lagi, hanya memperhatikan Kay.
Keduanya memasuki salah
satu kantin kampus yang tampak sepi. Hanya ada penjual, tiga orang Mahasiswa di
sudut kanan, sekumpulan Mahasiswi yang sedang menggosipkan berita-berita masa gitu, dan kelompok Mahasiswa pecinta
alam yang sayup-sayup terdengar sedang menggosipkan acara penembakan di puncak
gunung yang berstatus ‘awas’ (hanya bisa
dilakukan oleh profesional, tidak untuk ditiru). Sepi, sepi ketenangan
maksudnya.
“Kenapa,
sih? Kok, dari tadi ngomel-ngomel terus?”
Tanya Rara
Kay
memperlihatkan kertasnya yang berisi seperti karikatur orang Belanda yang
sedang menyiksa rakyat pribumi beberapa abad silam.
“Sumpah,
ya, orang Belanda itu nggak berperike-Indonesiaan,
nggak berbudaya, nggak punya tata
karma, PHP!” ujar Kay, menerjemahkan tulisan dengan bahasa Inggris di gambar
tersebut.
“Ironis
banget, negara-negara penjajah kaya gitu
jadi negara maju. SQ sama EQnya aja
nol! Gimana bisa coba?” Kay meremas
kertas di tangannya, kemudian membuangnya ke sembarang tempat.
Tanpa
sepengetahuan Kay, Mahasiswi berkebangsaan Eropa yang tadi duduk membelakangi
mereka kelilipan kertas yang dilempar
Kay tadi. Ia membuka kertas tersebut dan membacanya dengan kening berkerut. Kemudian,
ia membuangnya ke tong sampah terdekat. Diangkatnya tong sampah tersebut lalu
menunjuk tulisan ‘TEMPAT SAMPAH’ yang menempel pada tong tersebut kepada Kay.
“Tadi
kamu tanya ‘gimana bisa’? Ya, seperti
itu. Dimulai dari kebiasaan kecil positif seperti membuang sampah pada
tempatnya. Jelas dong, rakyatnya yang disiplin bisa maju.” Tanggap Rara.
“Kamu
kenal, Ra? Jangan bilang dia orang….”
“Menurut
LO?! Makanya kalau bicara itu, direm!
Yang masih buang sampah sembarangan seperti kamu aja masih banyak. Mau maju? Gimana
bisa coba?”
Naas,
tidak cukup keselek bakso panas bin
pedas, Kay juga lupa meletakkan sedotannya di mangkuk sambal. Sebegitu
terkejutnya.
Advokat
Karya : Ilham Catur Handoko (13)
Pada suatu hari di sebuah kampus, sedang berlangsung mata
kuliah Sosiologi Hukum. Dan terdapat seorang Dosen, dia bertanya kepada dua mahasiswanya,
yang bernama Anita dan Ryan.
Dosen : Saudari Anita, coba utarakan seringkas
mungkin kondisi penegakan hukum di Negara kita tercinta ini...!!, tanyanya;
Anita : Menurut pikiran saya, kondisi hukum di
Indonesia, bagaikan sarang laba-laba!!, jawabnya tegas;
Dosen : Kenapa anda bisa menggambarkannya seperti
itu, coba jelaskan apa maksudnya!!, tanyanya lagi;
Anita : Kalau kelas lalat, pasti akan tertangkap
dan tidak dapat berkutik pak!, sedang kalau kelas kumbang, waaah...jebool
pak!!;
Dosen : Kalau kelas tikus?
Anita : Tak tahu pak.....!
Mahasiswa lainnya : Hahahaha... (tertawa)
Dosen : Ok, sekarang saya mau bertanya kepada saudara
Ryan. Apa yang dimaksud dengan Advokat?, tanya Dosen;
Ryan : Menurut saya, Advokat itu suatu pihak yang
mendukung atau membela pihak yang telah menyewanya. Advokat merupakan
kepanjangan dari “Ada Duit adVOKasi All ouT”, jawabnya;
Dosen : Haaah....!!
Mahasiswa lainnya : Hahahaha...
(kembali tertawa)
Salah Tontonan
Karya : Krisna Wahyu Wardhana (14)
Di sebuah taman kanak-kanak yang
ramai, anak-anak kecil sedang menunggu ibu guru masuk. Tak beberapa lama, ibu
guru masuk. Ibu guru langsung menugasi setiap anak untuk maju ke depan dan
menyanyikan sebuah lagu.
Anak pertama maju dengan percaya
diri, lalu menyanyikan lagu bintang kecil.
“.............. Jauh tinggi ke
tempat kau berada” Selesai bernyanyi tepuk tangan yang riuh menyambut anak itu.
Setelah itu, ibu guru menyuruh
anak kedua untuk maju. Dengan ragu-ragu, anak itu maju dan mulai menyanyikan
lagu yang sering ia dengar.
Anak : “Tutupen botolmu, tutupen oplosanmu, emanen
nyawamu, ojo mbok terus-teruske........”
Guru : “Stopppp... Lho kok malah nyanyi lagu itu
dek?”
Anak : “Banyak lagu gitu di TV bu, ada goyangannya
juga loh bu, mau lihat?”
Guru : “Ndak usah”
Anak : “Goyangannya bagus loh bu”
Guru : (menggerutu
dalam hati) “Jaman sekarang emang banyak tontonan yang kurang pas”
Guru itupun
terheran akan apa yang dikatakan anak itu. Ibu guru tersebut tidak menyangka
begitu banyaknya tayangan televisi yang kurang sesuai dengan anak usia dini.
Ngirit Bahan
Karya : Latifah Hasanah (15)
Seorang ibu dan anaknya sedang berbelanja di sebuah toko
baju
Ibu :”Nak, kamu
mau pilih desain baju yang seperti apa?”
Anak :”Yang ini
saja bu, lebih bagus kalau dipakai”
Ibu :”Seharusnya
desain bajunya lebih panjang. Biar kelihatan muslimah nak”
Anak :”Tidak usah
bu, kan ngirit bahan”
Ibu :”-_-“
RUMAH KURANG SEHAT
Karya : Noorman Fakhrizal (16)
Pada siang hari yang panas datanglah
seorang kakek dengan naik becak dan mengenakan sarung di tubuhnya ke IGD rumah
sakit yang putih berkilau.Ternyata kakek tersebut luka bakar di sekujur
tubuhnya akibat pangkalan bensin ecerannya meledak pada saat yang bersamaan
datang seorang ibu dengan banyak logam berharga di tangan dan lehernya sambil
memegang daun telinga kanannya yang sobek akibat anting ditelinganya nyangkut
saat melepas helm.si kakek dan ibu tersebut ditangani oleh beberapa perawat.perawat
bertanya pada si kakek
“maaf
pak..punya kartu BPJS atau tidak?”
“punya sus..”
Kata si kakek,lalu perawat
menjawab
“oh kalau
begitu bapak tunggu dulu ya...”
Si perawat melanjutkan tugas pada
si ibu
Setalah dipertimbangkan si kakek
dirawat inap dan ibu rawat jalan dengan satu anting di telinga kirinya.si kakek
ditempatkan disatu ruangan dengan dua pasien dan penuh dengan orang-orang yang
menjenguk. Si kakek didampingi anak dan cucunya. Setelah satu hari kakek hanya
satu kali dicek oleh perawat , lalu anak si kakek bertanya pada pendamping
pasien yang berada di sampingnya
“pak..rumah
sakit ini menerima BPJS apa tidak ya?”
Lalu ia menjawab
“iya pak rumah
sakit ini menerapkan BPJS, ini ibu saya ditengok perawatnya 2 hari sekali, masalahnya
saya belum melunasi biaya rawat inap, mungkin BPJS itu Bayar Pas Jiwa Selamat
ya pak..”
“iya pak”
Maling Saja Tetap Merasa Benar
Karya : Oktavia Nur Rohmawati (17)
Masyarakat
kampung Manggis dibuat resah oleh kelakuan Mardi yang suka mencuri. Mula-mula
ia hanya mencuri sandal milik Edy yang masih baru. Ketika mengambil sandal itu,
Mardi meninggalkan sandal jeleknya.
Hari
berikutnya Mardi mencuri pakaian jemuran lalu motor milik penduduk kampung.
Beberapa orang kemudian sepakat untuk melaporkan tindakan Mardi kepada polisi.
Polisi :
“Saya mendapatkan laporan dari masyarakat . Apa benar kamu mencuri sandal milik
Edy?”
Mardi :
“Benar, pak”
Polisi :
“Mengambil jemuran milik Anita?”
Mardi :
“Benar, pak”
Mardi
menjawab dengan tenang seperti tanpa merasa bersalah.
Polisi :
“Mencuri motor milik Pak Johan?”
Mardi :
“Benar, pak”
Polisi :
“Kalo begitu kamu telah melanggar aturan dan harus dihukum”
Mardi : “Loh pak kenapa saya dihukum? Saya kan telah
berkata jujur. Lagipula setiap saya mengambil barang-barang itu, saya selalu
tinggalkan barang milik saya yang sudah jelek. Ambil sandal baru, tinggalkan
sandal jepit lama saya. Ambil jemuran, saya tinggalkan baju bodol saya. Saya
ambil motor, juga saya tinggalkan sepeda butut saya.”
Polisi :
“Maksud kamu apa?”
Mardi : “Itu artinya saya telah meninggalkan
kejelekan dan mengambilkan kebaikan, pak. Lalu salah saya dimana?”
Polisi :
“!@#$%?”
Batal Ditilang
Karya : Rizki Nur Azizah (18)
Ngkong adalah seorang pelajar SMA yang
nakal. Dia punya sebuah sepeda motor yang sudah tidak layak pakai dan bunyinya
pun memekakkan telinga. Dia selalu mengendarai motor bututnya dengan
ugal-ugalan. Suatu hari, dia berniat untuk pergi ke sebuah warnet di sebelah
alun-alun kotanya. Seperti biasa, dia tidak pernah mematuhi peraturan lalu
lintas. Dia tidak pernah memakai helm, membawa STNK, belum mempunyai SIM,
padahal umurnya sudah lebih dari 17 tahun, dan motornya pun sudah tidak layak
pakai. Dia mengira hari itu tidak ada razia polisi lalu lintas, tetapi
perkiraannya itu salah. Saat melewati jembatan dalam perjalanan menuju warnet,
dia melihat kerumunan orang yang sedang kebingungan. Dia mendekati kerumunan
itu, dan ternyata itu adalah sebuah razia polisi lalu lintas. Karena jarak
Ngkong dan polisi itu sudah terlanjur dekat, dia tidak dapat memutar arah untuk
menghindari razia itu. Dia pun terpaksa menghadapi polisi yang garang itu
dengan berpura-pura menampakkan wajah tenang. Dia mencoba mencari cara agar dia
tidak kena tilang.
Karena melihat badge nama polisi itu
bertuliskan “Karto Sukaryo”, dia spontan berkata
Ngkong : “Eh Pak Karto, apa kabar pak?”(
sambil tersenyum ramah)
Polisi : “Karto.. Karto.. emang ngkong lu? Nama panggilan saya juga Karyo! Dasar sok kenal!” (dengan wajah geram)
Ngkong : “Ampun pak,ampun. Eh, kok bapak tahu nama saya?” (dengan wajah penasaran)
Polisi : “Udahlah, tidak usah banyak bicara. Anda saya tilang karena Anda tidak mematuhi peraturan lalu lintas”
Ngkong : “Lho, emang salah saya apa pak?”
Polisi : “Sudah salah, nggak nyadar lagi. Kenapa Anda tidak memakai helm?”
Ngkong : “Helm saya rusak pak, ini juga mau beli”
Polisi : “Kalau begitu, serahkan SIM dan STNK anda!”
Ngkong : “A-aa-anu-anu itu pak, SIM saya ketinggalan di rumah, dan STNK sedang dalam proses pembuatan pak” (jawab Ngkong dengan gelagapan”
Polisi : “Alah, banyak alasan anda. Tunggu sebentar, saya akan buatkan surat pengantar sidang untuk Anda”
Ngkong : “Eits, tidak bias begitu dong pak. Masa gara-gara kaya gini aja mau disidang. Gimana nasib rakyat kecil seperti saya ini pak? Coba kalau presiden yang ada di posisi saya sekarang, apa bapak juga akan menyidangnya?”
Polisi : “Banyak omong ya kamu, sudah nurut aja sama peraturan!”
Ngkong : “Enak aja, gini-gini saya nggak mau disidang pak. Gimana kalau saya beli helm dan ambil SIM saya dulu pak? Nanti saya balik lagi kesini kok pak”
Polisi : “Nanti kamu pasti mau kabur, iya kan? Nggak boleh!”
Ngkong : “Ok, gimana kalau saya kasih uang bapak Rp100.000,-? Gimana pak?
Polisi : “Tetep nggak boleh!”
Ngkong : “Rp200.000,- gimana pak?”
Polisi : “Wah, lumayan tuh buat beli rokok. Ya sudah, sini. Mana uangnya?”
Ngkong : “Waduh, itu masalahnya pak. Uangnya nggak saya bawa. Begini pak, gimana kalau saya ambil uangnya dulu?”
Polisi : “Ya sudah sana, cepat kembali ya..”
Ngkong : “Oh, iya pasti pak. Terimakasih banyak pak”
Polisi : “Karto.. Karto.. emang ngkong lu? Nama panggilan saya juga Karyo! Dasar sok kenal!” (dengan wajah geram)
Ngkong : “Ampun pak,ampun. Eh, kok bapak tahu nama saya?” (dengan wajah penasaran)
Polisi : “Udahlah, tidak usah banyak bicara. Anda saya tilang karena Anda tidak mematuhi peraturan lalu lintas”
Ngkong : “Lho, emang salah saya apa pak?”
Polisi : “Sudah salah, nggak nyadar lagi. Kenapa Anda tidak memakai helm?”
Ngkong : “Helm saya rusak pak, ini juga mau beli”
Polisi : “Kalau begitu, serahkan SIM dan STNK anda!”
Ngkong : “A-aa-anu-anu itu pak, SIM saya ketinggalan di rumah, dan STNK sedang dalam proses pembuatan pak” (jawab Ngkong dengan gelagapan”
Polisi : “Alah, banyak alasan anda. Tunggu sebentar, saya akan buatkan surat pengantar sidang untuk Anda”
Ngkong : “Eits, tidak bias begitu dong pak. Masa gara-gara kaya gini aja mau disidang. Gimana nasib rakyat kecil seperti saya ini pak? Coba kalau presiden yang ada di posisi saya sekarang, apa bapak juga akan menyidangnya?”
Polisi : “Banyak omong ya kamu, sudah nurut aja sama peraturan!”
Ngkong : “Enak aja, gini-gini saya nggak mau disidang pak. Gimana kalau saya beli helm dan ambil SIM saya dulu pak? Nanti saya balik lagi kesini kok pak”
Polisi : “Nanti kamu pasti mau kabur, iya kan? Nggak boleh!”
Ngkong : “Ok, gimana kalau saya kasih uang bapak Rp100.000,-? Gimana pak?
Polisi : “Tetep nggak boleh!”
Ngkong : “Rp200.000,- gimana pak?”
Polisi : “Wah, lumayan tuh buat beli rokok. Ya sudah, sini. Mana uangnya?”
Ngkong : “Waduh, itu masalahnya pak. Uangnya nggak saya bawa. Begini pak, gimana kalau saya ambil uangnya dulu?”
Polisi : “Ya sudah sana, cepat kembali ya..”
Ngkong : “Oh, iya pasti pak. Terimakasih banyak pak”
Akhirnya Ngkong pun melanjutkan
perjalanannya ke warnet tanpa mempedulikan polisi yang hendak menilangnya tadi.
Niat Baik
Karya : Roro Crisanthy Suparyanto
Pada pagi hari yang damai di suatu
kelas, terlihat salah seorang siswanya duduk termenung di pojok belakang kelas.
Siswa lain terlihat acuh dan sibuk sendiri dengan peralatannya (mengerjakan
tugas). Dengan wajah ceria seorang siswa lain yang baru masuk kelas,
menghampiri dan duduk tepat di depan siswa yang murung tersebut.
SC : “Kamu kenapa?” (Menggoyangkan tangan di depan
wajah temannya)
SM : “Nggak kok, nggak apa-apa. Kamu ngapain ke
sini?” (Menjawab dengan wajah
datar)
SC : “Ck, sebagai teman yang baik, pengertian dan
peka aku langsung ke sini lah..
Wong ada temennya yang kelihatan sedih
banget, kamu sebenere kenapa?”
Seperti
tersadar oleh sesuatu, siswa yang tadinya murung tiba-tiba menegakkan duduknya
dan memasang tampang lusuh lagi. Dengan suara pelan dia berbicara.
SM : “Emangnya kalo aku ngomong apa masalahku,
kamu mau mbantu?” (Dengan
nada penuh harap)
SC : “Pasti lah, pokoknya apapun buat temenku yang
ini, hehee”
SM : “Ya aku tahu, kamu kan pinter, baik, cantik
lagi. Ayo ikut aku”
Dengan
cepat si SC menarik tangan SM ke bangkunya, dan dia mengeluarkan setumpuk buku.
SM : “Kamu baik banget deh, mau ngerjain tugasku..
yang ini dikumpulin nanti waktu
pelajaran pertama, yang ini buat pelajaran
keempat, terus yang ini buat
pelajaran terakhir. Makasih ya.. aku mau
kumpul ekstra dulu”
Dengan wajah yang sudah
ceria, SM meninggalkan SC yang masih mematung di tempatnya semula sambil
ditepuk pundaknya oleh DT.
SARJANA BELAJAR MEMBACA
Karya : Titis Rahfaprilia Indarti (20)
Siang ini matahari bersinar terang.
Teriiiik sekali. Jam tangan Cia menunjukkan pukul 12 tepat. Dengan motor
bebeknya, Cia menembus hari yang panas itu menuju ke sebuah terminal bus untuk menjemput
tantenya yang datang dari Jogja.
Cia duduk di kursi panjang dekat loket
bus. Dilihatnya sekeliling.
“Wah, ramai juga ya”
“Yaiyalah, namanya juga terminal.
Gimana sih mba” tiba tiba seseorang di sampingnya angkat bicara sambil
menghembuskan asap rokok dengan santainya.
“Iya juga ya pak. Namanya juga
terminal. Kan tempat umum, pasti ramai. Pasti juga ada saja yang melanggar
peraturan. Haha”
“Iya, itu contohnya (menunjuk pengamen
jalanan). Ini kan tempat umum, mereka itu mengganggu penumpang bus. Padahal
hanya nyanyi sekenanya, tidak bagus, tapi minta bayaran. Dan lagi, sudah
tertulis di sekitar terminal ini kan kalo ngamen itu gratis? Berarti pengamen
itu seharusnya tidak dibayar. Apa mereka belum lulus baca tulis?” Bapak itu
asik mengomel.
Cia mendengarkan setiap kata yang
diucapkan oleh Bapak itu dengan seksama.
“Bapak sudah lulus baca tulis?” tanya
Cia kemudian.
“Kamu mengejek? Saya sudah sarjana ya.
Asal tau saja”
“Kalau sudah sarjana, berarti sudah
lulus baca tulis. Seharusnya Bapak dapat membaca dengan jelas tulisan di tembok
ini (Cia menunjukkan tulisan yang bertuliskan ‘KAWASAN BEBAS ASAP ROKOK!’) dan
tulisan di bungkus rokok Bapak itu.”
Bapak itu terdiam. Lalu membaca
tulisan-tulisan seperti yang dikatakan Cia.
“Di rokok Bapak tertulis ‘Merokok
Membunuhmu’ kan? Bapak sudah bosan hidup? Kalau begitu.. (Cia berdiri) mari
saya antarkan. Itu banyak bus berkeliaran kan. Mungkin dapat membantu
mempercepat Bapak untuk . . .”
Bapak itu menatap Cia heran sebelum
meninggalkannya. Entah apa yang ada dipikirannya. Mungkin dia mengira Cia
adalah mata-mata FBI dari USA yang sedang membasmi perokok tampan di Indonesia
(wah). Cia tertawa terbahak-bahak melihat kelakukan Bapak itu. Lalu..
“Ciaaa” sesosok wanita muda melambaikan
tangannya pada Cia.
Cia menghampiri wanita itu, tantenya. Saat
itu sudah pukul 2 siang. Sinar matahari sudah tidak begitu menyengat. Cia pun
pulang bersama tante Clara. Dan bapak itu? Entahlah. Cia tidak tahu dimana dia.
Mungkin sedang menyadarkan perokok lain di terminal itu. Yaaa.. Semoga saja.
Pencuri Sandal dan Wanita Cantik
Karya : Wiwit Nurul Aini (21)
Setelah beberapa hari diadili akhirnya hakim
memvonis Nek Ijah dipenjara selama 1 tahun. Nek Ijah pun dijebloskan di penjara
dan bertemu dengan seorah wanita cantik.
Wanita
Cantik : “Kesalahan kamu apa? Kok
divonis 1 tahun?”
Nek Ijah : “Saya mencuri sandal di masjid.”
Wanita
Cantik : “Hanya mencuri sandal? Lama
sekali hukumanmu.”
Nek Ijah : “Memang. Lantas kesalahanmu
apa?”
Wanita
Cantik : “Saya memakai uang rakyat.”
Nek Ijah : “Berapa tahun hukumanmu?”
Wanita
Cantik : “Tak jauh berbeda. 1,5 Tahun.”
Nek Ijah : “Ooh.. Tak jauh berbeda. Mungkin sandal yang aku curi
harganya sebanyak uang rakyat yang kau
pakai.”
Wanita
cantik : krik krik...
Korupsi
Karya : Zainul Akhyar (22)
Para petinggi dunia sedang berkumpul
pada sebuah rapat penting yang membahas tentang penanganan korupsi dari
masing-masing negara mereka.
Seorang petinggi dari Negara A menyampaikan
usulannya yaitu, dengan menghukum gantung orang yang telah mengambil aset-aset
negaranya
Seorang dari Negara B juga menyampaikun
pendapatnya bagai mana kalau yang melakukan kegiatan korupsiI dihukum dengan dihukum penjara seumur hidup
serta di denda sesuai dengan uang yang di korupsinya
Akhirnya tiba giliran dari Negara Indonesia , petinggi negara dari Indonesia
pun mengutarakan pendapat nya jika orang yang melakukan tindak korupsi dihukum
dengan cara memelihara tikus sesuai dengan jumlah uang yang di korupsinya.
Lalu semua petinggi dari
negara-negara lain pun bertanya tanya dengan pendapat dari petinggi negara Indonesia
Dengan penuh percaya diri dan sangat bangga
seorang petinggi dari Negara Indonesia
menjelaskan supaya para koruptor tidak melakukan korupsi sapi terus menerus.
40 comments:
haha itu anekdot, atau apaaaa? lucu :v -Titis
berani tampil beda, anekdot sci punya selera -Anggun
lebih cepat lebih baik, makin singkat makin lawak :v -Rafi
kalo lucu ya ketawa :v
kalo garing, berkata dalam hati #kaya aku iki ngga bisa bikin anekdot B-)-Latifah
anekdotnya bagus bagus apalagi pumyaku -Akhyar-_-
krik"
anekdotnya bagus bagus, sayang nggak ada yang buat anekdot tentang tolak angin -Afrida
402_forbidden -Ian
Lucu? Alhamdulillah. Enggak? Ya sudahlah, wkwkwk. Anekdot SCI asik-asik :D -Oktavia
apalagi punyaku lebiiih baguuus :p :D -wiwit-
setuju bgt sama anekdotnya Ian :v,
anekdotnya Ash krik-krik lah, nggak ada nama selain Koko apa? :v -Kiki
Anekdotnya Kiki krik-krik ............
hmmm lumayanlah.. - Aulia
terima kasih untuk yang sudah berkomentar :)
jangan berhenti beranekdot ya
-Ian
haha mandan lucu. suka punya Afrida. -Nida
ya bagussan punyaku lahhh..
lebih bagus,LBIH BAEEEK..noorman
Sangat menarik...
but my anekdot is garing...
mm
punya Dede Akhyar krik-krik atau apa? :v - Kiki
Kurikulum 2013, krik-krik
*eh padahal punyaku lebih krik-krik :v -Fikri
Bagus-bagus walaupun krik-krik -___-
Agak ga mudeng sama punya Noorman, hihihi :v Terus, punya Ash itu niatnya nyindir siapa? -Elfira Muthia
anekdote kaya krupuk dicelup kuah mie..
anti garing =D
luculuculucu :v
kriikkk :3 -alisa
woyyy!! pada ngapa? :O
`09`
Anekdotnya Ian Greget
anekdotnya wiwit,dede ahyar, kiki,roro, sama diva keren -noorman-
anekdotnya wiwit,dede ahyar, kiki,roro, sama diva keren -noorman-
bajak...itu bukan aku
Anekdot berjudul bukan percepatan tapi "pengskipan" ada yang aneh. . :v
kalimat terahirnya itu loh, kembali tertawa, padahal sebelumnya kan belum tertawa.
*Hanya merasa aneh seaneh yang nulis ini. -Ahmad
anekdotnya lucu ya(padahal enggak)
roro
woyy,sing paling apik anekdote sapa?
jawab ya!!
Dede akhyar belajar ngetik yang bener ya,biar gk typo :p -Makhluk Astral-
Aku comment nih :p -Diva-
Anekdot ciptaan ash serenyah krupuk wangsit :v
Singkat padat dan berisi.
tapi. . kurang jelas "arah tembakannya"
-Anas
1000 jempol untuk dede akhyar from: -fans dede akhyar :D-
aku sudah komen
laughing is not enough.. ROTFL is good enough.. Two Thumbs for this anekdot :* ({})
Anekdotnya pada garing ya???????
Cemplungin saja ke sumur....
terima kasih ya atas penilaian-penilaian kalian. Semoga kita semakin kritis dan kreatif.
Salam siswa ceria dan imut! :P
Mantap Gan Anekdotnya, Lucu... Hahahaha:D:D:D:D:D
Hargai karya orang... Kek tak berpendidikan kau😐
Post a Comment